Headlines News :
Home » » Chairil Anwar

Chairil Anwar

Written By Unknown on Selasa, 17 Juli 2012 | 13.52




Chairil Anwar, namanya. Dilahirkan sebagai anak tunggal, di Medan, 26 Juli 1922. Ayahnya bernama Toeloes, mantan bupati Indragiri Riau, berasal dari nagari Taeh Baruah, Limapuluh Kota, Sumatra Barat.
Sedangkan dari pihak ibunya, Saleha yang berasal dari nagari Situjuh, Limapuluh Kota, masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.
Chairil Anwar masuk sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda, Holland Indische school (HIS). Sekolah menengah pertamanya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, masih milik orang Belanda.
Sayang, ia keluar sekolah sebelum lulus. Chairil mulai menulis ketika remaja, namun tidak satupun puisi yang dibuatnya awal-awal bisa ditemukan.
Chairil Anwar dibesarkan dalam keluarga yang cukup berantakan. Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta, hingga ia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai berbagai bahasa, yaitu Inggris, Belanda dan Jerman.
Waktunya banyak dihabiskan untuk membaca tulisan pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya, dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.
Semasa kecil, Chairil Anwar sangatlah dekat dengan neneknya, hingga memberikan kesan mendalam pada hidupnya. Salah satu kepedihan terhebat adalah ketika neneknya meninggal dunia, hingga dituangkan dalam sajaknya yang luar biasa pedih.
Wanita kedua yang paling Chairil puja adalah ibunya. Di hadapan ibunya, Chairil seringkali kehilangan sisi liarnya. Kecintaan pada sang ibu ia tuangkan pada beberapa puisinya.
Kemudian, nama Chairil Anwar mulai dikenal dalam dunia sastra setelah pemuatan tulisannya di Majalah Nisan pada tahun 1942. Umurnya masih dua puluh tahun saat itu, dengan puisi-puisi yang merujuk pada kematian.
Semua tulisan Chairil Anwar yang asli, modifikasi, atau yang diduga dijiplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).
Perempuan menjadi dunia Chairil Anwar sesudah buku. Tercatat nama Ida, Sri Ayati, Gadis Rasyid, Mirat, dan Roosmeini sebagai gadis yang dikejar-kejar Chairil. Dan semua nama gadis itu bahkan masuk ke dalam puisi-puisi Chairil. Namun, kepada gadis Karawang, Hapsah, Chairil telah menikahinya.
Pernikahan itu tak berumur panjang. Disebabkan kesulitan ekonomi, dan gaya hidup Chairil yang tak berubah, Hapsah meminta cerai. Saat anaknya berumur 7 bulan, Chairil pun menjadi duda.
Tidak lama kemudian, 28 April 1949, Chairil Anwar meninggal dunia. Ya, Chairil tidak mengimbangi vitalitas puitisnya dengan kondisi fisiknya. Ia bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Ia meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC.
Umur Chairil Anwar memang pendek, 27 tahun. Meski demikian, ia sudah menorehkan banyak hal untuk perkembangan kesusasteraan Indonesia. Tidak hanya itu, karya-karyanya juga banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, diantaranya bahasa Inggris, Jerman dan Spanyol.


Share this post :

Posting Komentar

 
Support : twitter@wajoterkini | facebook WAJOTERKINI.com | PinBB: 2A9F133B | Google@wajoterkini
Copyright © 2011. Kawali News - All Rights Reserved
Template Created by Published by Bakri Grafika
Proudly powered by wajoterkini