Headlines News :
Home » » ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Written By Unknown on Jumat, 13 Juli 2012 | 15.06


 


ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

POLICY ANALYSIS AND DECISSION MAKER


A.    What is Policy Analysis? Kebijakan adalah pilihan-pilihan (opsi) yang didasari pemikiran akal budi dalam sebuah kepengurusan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu. Dari definisi di atas jelaslah bahwakebijakan bukanlah “keputusan” melainkan “bahan” dalam pengambilan keputusan. Sedangkan kebijaksanaan adalah kepandaian menggunakan akal budi. Analisa kebijakan; produk dari analisa kebijakan adalah saran, sedalam dan seluas apapun analisa kebijakan dimaksudkan untuk menghasilkan beberapa pilihan keputusan. Analisa kebijakan bertujuan untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan yang berdasar pada pemecahan masalah kepada para pembuat keputusan. Menurut Weimer dan Vining mereka menganggap bahwa analisa kebijakan sebagai pekerjaan professional, maka mereka menekankan para analis kebijakan mempunyai klien yang membutuhkan saran yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Klien dari penganalisa kebijakan adalah para pembuat keputusan. Dari pertimbangan di atas, maka mereka mendefiniskan bahwa analisa kebikan merupakan saran yang berorientasi pada klien dan berhubungan dengan kepentingan umum. Dan menurut Walter William, analisa kebijakan merupakan penggabungan informasi termasuk perkiraan akibat untuk mengahsilkan format pengambilan keputusan dan memperkirakan kebutuhan di masa mendatang sebagai bahan pertimbagan.
B.     Keterkaitan Analisa Kebijakan dengan Berbagai Profesi Bagaimanapun bahwa kita bercita-cita pada profesi lain seperti: administrasi public, manajemen bisnis, perencanaan kota dan daerah, hokum, dan kesehatan masyarakat, dimana kita mungkin tetap diperlukan untuk memainkan peran analisa kebijakan dari waktu ke waktu. Analisa kebijakan dapat ditempatkan dalam perspektif dengan membandingkannya dengan beberapa profesi dan kegiatan yang terkait agar telihat lebih akrab. Perbandingan Analisa Kebijakan dengan paradigma yang lain akademik, riset-riset kebijakan, perencanaan, klasik, jurnalisme, dan administrasi public lama. Terekan dalam gambar sebagai berikut: Paradigma Tujuan Utama Klien Common Style Kendala Waktu penelitian ilmu sosial Kontribusi utk memahami masyarakat “kebenaran” sebagaimana ditetapkan oleh disiplin ilmu Metodologi yang ketat untuk membangun dan menguji teori-teori; sering retrospektif Kekakang waktu yang jarang terjadi  penelitian kebijakan Prediksi dari dampak perubahan dalam “variable” yang dapat diubah oleh pemerintah Actor di arena kebijakan; disipli imu yanga terkait Metodologo formal untuk kebijakan pertanyaan yang relevan Kadang yang terjadi tekanan dari batas waktu kemungkinan berkurang karena persoalan yang berulang kali terjadi  Perencanaan klasik Menentukan dan mencapai keadaan masa depan yang diinginkan masyarakat “kepentingan public” sebagai didefinisikan secara professional Didirikan aturan dan norma-norma professional; spesifikasi tujuan dan sasaran Sedikit tekanan waku karena berhubungan dengan masa depan jangka panjang Administrasi public yang lama Efisiensi peaksanaan program-program yang didirikan oleh proses politik Program yang dimandatkan Manajerial dan legal Pengambilan keputusan utin; siklus anggara  Jurnalisme Memfokuskan perhatian public pada masalah-masalah sosial umum deskriptif Harus bergerak semenjak ada masalah sesuai topik > Analisis kebijakan Menganalisa dan menyajikan alternative yang tersedia bagi actor-aktor politik untuk menyelesaikan masalah-masalah publik Sebuah keputusan spesifik collective maker atau pembuat keputusan Sistesis penelitian dan teori yang ada untuk memperkirakan konsekuensi dari keputusan alternatif Analisis penyelesaian biasanya diikat titik pengembilan keputusan tertentu

C.     Kesiapan Dasar Abalisis Langkah-langkah dibawah ini adalah kesiapan dasar analis dalam analisa kebijakan agar tercapai hasil analisa maksimal, yaitu sebagai berikut:

1.      analis harus tahu bagaimana mengumpulkan, mengatur, dan menyampaikan informasi dalam situasi dimana tenggat waktu yang ketat dan akses ke orang-orang relevan terbatas
2.      analis membutuhkan perspektif untuk menempatkan masalah-masalah social dirasakan contex
3.      analis perlu keahlian tekshnis yang memungkinkan mereka untuk meramalkan lebih baik dan percaya diri untuk mengevaluasi konekuensi dari kebijakan alternative
4.      analis harus memiliki pemahaman politik dan perilaku organisasi dalam rangka untuk memprediksi dan mungkin pengaruh kelayakan adopsi dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan juga memahami pandangan dunia klien dan lawan-lawan potensial memungkinkan analis untuk mengumpulkan lebih efektif evidence dan argument

Membuat Analisa Kebijakan Publik; berikut beberapa bingkai kerja yang harus menjadi perhatian seorang analis kebijakan agar mencapai hasil analisa yang maksimal, yaitu sebagai berikut:
a.       Tentukan Posisi Analis; mendeklarasikan bahwa anda adalah seorang analis kebijakan akan menjaga konsistensi posisi dan alat analisa yang akan digunakan untuk menjelaskan keperpihakan dan cara pikir tertentu dan menegaskan bahwa anda adalah benar-benar seorang analis kebijakan.
b.      identifikasi persoalan yang analis analisis; memperoleh informasi yang lengkap tentang kebijakan yang ingin kita analisis adalah modal utama mengawali analisa kita. Ada ragam cara yang dapat digunakan untuk menemukan informasi yang akurat dan lengkap bagi analis kebijakan, yaitu:
·         melakukan identifikasi,
·         menemukan relevansi,
·         menentukan prioritas.
c.       tentukan focus masalah analis; ada beberapa prosedur dasar yang dapat diikutu dalam menentukan focus masalah dalam AK, yaitu:
·         definisikan masalahnya,
·         batasi masalah analis.
d.      pilihlah alat analisa yang tepat; pilih alat yang akan membantu analis dalam melakukan analisa untuk mencapai tujuan analisanya, kalkulasikan seluruh kemungkinan yang akan mendukung argument analis nantinya ke dalam analisanya. Beberapa alat analisa itu diantaranya: SWOT, Analisa CBA (cost benefir analiysis), dan masih banyak alat analisa lainnya.
e.       bangunlah argument analis dengan kuat; interpretasi hasil analisa harus dibuat dengan semudah mungkin untuk dibaca public.
Dalam membangun komunikasi pasca analisa beberapa cara yang efektif dan dapat digunakan adalah:
·         paparkan data dan temuan,
·         gunakan model yang paling tepat.
f.       buatlah rekomendasi; proses analisa kebijakan public kemudian disempurnakan dengan memberikan beberapa kebijakan untuk mempengaruhi policy maker, itupun jika analis seorang advocator. Rekomendasi menjadi penting karena merupakan tujuan dari seorang analis yang berorientasi pada perubahankebijakan sebelumnya.

D.    Pentingnya Analisa Kebijakan dalam Pengambilan Keputusan Pentingnya Analisa Kebijakan yaitu dalam penyelenggaraan program organisasi senantiasa dilakukan melalui kebijakan dan proses kebijakan akan melibatkan unsure atau komponen yang ada dalam system organisasi, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pemimpin menentukan kebijakan yang paling bijak dalam pengambilan keputusan. Formulasi Kebijakan, secara sederhana langkah-langkah dalam melakukan formulasi atau analisis kebijakan public dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      pengajuan persoalan; hakekatnya pada kegiatan ini untuk menentukan dan memahami hakekat persoalan dan suatu pemasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. Tiga bakal pokok yang perlu dimiliki untuk melakukan pengkajian persoalan adalah teori, metodologi dan tekhnik.
2.      penentuan tujuan; pada umumnya suatu kebijakan selalu bertujuan untuk mencapai kebaikan-kebaikan yang lebih banyak dan lebih baik atau mencegah terjadinya keburukan-keburukan atau kerugian-kerugian semaksimal mungkin.
3.      perumusan alternative; alternative-alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena ada beberapa hal:
a.       berdasar pada pengamatan kebijakan yang ada,
b.      dengan analogi dari suatu kebijakan dalam suatu bidang dan dicoba ditepakan dalam bidang yang tengah dipelajari,
c.       merupakan hasil pengkajian dari persoalan tertentu.
d.      penentuan criteria; analisa kebijakan memerlukan criteria-kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai alternative-alternatif yang menyangkut nilai-nilai abstrak yang fundamental seperti etika, falsafah kriteri yang berhubungan dengan nilai dan pandangan hidup.
e.       penilaian alternative; tujuan penilaian adalah mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektifitas dan fasilitas tiap alternative dalam pencapaian tujuan, sehingga diproleh kesimpulan mengenai alternative yang mungkin paling efektif dan efisien. Alternalif perlu juga dinilai dari segi etis dan falsafah, mungkin secara ekonomis menguntungkan dan secara administrative bisa dilaksanakan, tetapi bertentangan dengan nilai-nilai social tertentu.
f.       perumusan rekomendasi; langkah akhir dan analisis kebijakan adalah merumuskan saran mengenai alternative yang diperhitungkan dapat mencapai tujuan secara optimum pada kondisi berbabagai factor lingkungan, administrasi, dan ekonomi tertentu.

Dampak Kebijakan; ada 2 dampak yang paling menonjol, yaitu:
1.      intended effect; efek kebijakan dimaksud berbeda-beda sesuai dengan organisasi dan
2.      konteks dimana mereka dibuat, secara umum kebijakan biasanya dilembagakan dalam rangka untuk menghindari beberapa efek negative yang akan muncul di dalam organisasi atau untuk mencari keuntungan positif.

E.     Hakikat dan Pentingnya Pengambilan Keputusan Pengertian Keputusan; keputusan menurut Ralp C. Davis adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu petanyaan. Menurut James A. F. Stoner, keputusan adalah pemilihan diantara alternative-alternatif, dan banyak lailainnya definisi keputusan. Maka ditarik kesimpulannya adalah suatu pengakhiran dari pada proses tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah. Sedangkan Pengambilan Keputusan, menurut George R. Terry adalah pemilihan alternative perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. Dan pendapat S. P. Siagian, keputusan suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut pehitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Maka kesimpulannya dari 2 pendapat diatas adalah suatu proses pemilihan alternative terbaik dari beberapa alternative secara sistematis untuk ditindak lanjuti. Fungsi Pengambilan Keputusan yaitu sebagai pangkal permulaan aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara organisasional, serta berfungsi sebagai sesuatu yang bersifat futuristic. Tujuan Pengambilan Keputusan, ada 2 tujuan yaitu:
1.      tujuan bersifat tunggal; keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya sekali diputuskan tidak ada kaitannya dengan masalah lain, 2
2.      tujuan bersifat ganda; keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bersifat kontradiktifatau bersifat tidak kontradiktif.

Unsur-unsur Pengambilan Keputusan sebagai berikut;
1.      tujuan dari pengambilan keputusan,
2.      identifikasi dari alternative-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah,
3.      perhitungan mengenai factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia,
4.      sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.

Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan, disebutkan yang berlaku sebagai berikut;
1.      intuisi,
2.      pengalaman,
3.      fakta,
4.      wewenang,
5.      rasional.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan yaitu;
1.      Posisi/ Kedudukan,
2.      masalah,
3.      situasi,
4.      kondisi,
5.      tujuan.

Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan, berdasarkan programnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok;
1.      pengambilan keputusan terprogram; sifatnya rutunitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan, menyangkut pemecahan masalah yang bersifat tekhnis serta tidak memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
2.      pengambilan keputusan tidak terprogram; keputusan yang biasanya diambil dalam memecahkan masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Keputusan ini menuntutdaya nalar yang tinggi digabungkan dengan tindakan yang sifatnya adaptif dan berorientasi pada efektifitas pemecahan. Pentingnya Pengambilan Keputusan; pengambilan keputusan haruslah dilihat sebagai salah satu fungsi utama setiap pimpinan terlepas dari bentuk, tipe, model, tekhnik dan ukuran organisasi yang dipimpinnya. Pengambilan keputusan itu harus dilihat sebagai sesuatu yang kontekstual sifatnya, karena: 1. PK tidak berlangsung dalam suasana vakum, 2. PK berlangsung dalam rangka kehidupan organisasional, 3. PK berkaitan lansung dengan pencapaian ujuan dan sebagai sasaran oganisasi yang telah ditentukan sebelumnya, 4. pengambilan keputusan pada analisa terakhir diukur dengan implementasinya.

F.      Kerangka dan Model Pengambilan Keputusan Kerangkannya dapat dilakukan; 1.kerangka perorangan pribadi, 2. kerangka perorangan kelompok, 3. kerangka organisasi perhimpunan, 4. kerangka organisasi pemerintahan, 5. kerangka organisasi admininsitrasi Negara, 6. kerangka organisasi militer, 7. kerngka organisasi niaga, 8. kerangka organisasi social. Struktur dan system dari kerangka PK tersebut tergantung dari;1.posisi orang yang berwenag, berwajib, atau bertangung jawab untuk mengambil desisi, 2. problem atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani atau dipecahkan, 3. situasi dimana si pengambil keputusan dan problemitu berada, 4. kondisi dari si pengambil keputusan, kekuatan dan kemampuannya untuk menghadapi problem itu, 5. tujuan yang harus dicapai dengan pengambilan keputusan tersebut. Model PK; model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederjanaan untuk dapat ditiru. Urgensi dari model PK, antara lain: 1. untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tungal dari unsure-unsur itu ada relevansunya terhadap masalah yang akan dipecahkan, 2. untuk memperjelas mengenai hubungan signifikan diantara unsure-unsur itu, 3. untuk merumuskan hiopotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antara variabel, 4. untuk memberikan pengelolaan terhadap PK Klasifikasi Model PK; dapat dilakukan berdasarkan sebagai berikut: 1. tujuannya: model latitahan, model keputusan, model perencanaan, 2. bidang penerapannya: model tentang transfortasi, 3. tingkatannya: model tingkat manajemen kantor, 4. ciri waktunya: model statis dan dinamis, 5. bentuknya: model dua sisi, model konflik, 6. pengembangan analitik: tingkat dimana matematika perlu digunakan, 7. kompleksitas: model sangat terinci, model sederhana, 8. formalisasi. Gullet dan Hicks mengklasifikasikan model PK yaitu; 1. model probabilitas: model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan memberi hasil tertentu, 2. konsep tentang nilai-nilai harapan: dapat digunakan dalam PK yang akan diambil nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang, 3. model matriks: model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan, 4. model pohon keputusan: menunjukkan proses khusus untuk merinci masalah-masalah yang dihadapi ke dalam komponen-komponen kemiduain dibuatkan alternative pemecahan beserta konsekuensi masing-masing, 5. model kurva indiferen: kurava dimana setiap titik yang berada pada garis kurva mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama, 6. model simulasi computer: diperelukan rancang bangun yang biasanya menggunakan computer, yang mampu menirukan apa-apa yang harus dilakukan. Kesimpulan dari bahasan diatas adalah bahwa PK dalam organisasi itu meliputi pemilihan satu diantara berbagai alternative merupakan bagian dari proses pencapaian tujuan organisasi yang cukup kompleks, yang meliputi: identifikasi masalah, pemilihan alternatif, pelaksanaan keputusan, pengesetan, dan pengendalian. PK dapat sederhana tetapi juga tidak sederhana sehingga memerlukan model PK. Apakah PK membutuhkan rasio, emosi, bahkan kadang-kadang dibutuhkan sesuatu yang rasional, artinya mengacu pada prinsip efisiensi. Jika ada tekanan dari kelompok organisasi dan motivasi yang bersifat pribadi dari pimpinan akan berakibat keputusannya jadi kurang objektif sehingga bukan merupakan keputusan yang kurang terbaik.

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : twitter@wajoterkini | facebook WAJOTERKINI.com | PinBB: 2A9F133B | Google@wajoterkini
Copyright © 2011. Kawali News - All Rights Reserved
Template Created by Published by Bakri Grafika
Proudly powered by wajoterkini