Kawali News
Portal Berita Online
Home
News
Politik
Pendidikan
Hukum Kriminal
Kesehatan
Olahraga
Hiburan
Agama
Bisnis Ekonomi
Pertanian
Seni Budaya Pariwisata
Kecamatan
Belawa
Sengkang Kota
Tanasitolo
Maniangpajo
Gilireng
Keera
Sajoanging
Pitumpanua
Majauleng
Penrang
Bola
Takkalalla
Sabbangparu
Pammana
Nasional
Advetorial
Tips
Dari Pembaca
Citizen Reporter
Surat dari Pembaca
Opini - Artikel
Pemilu
Pemilihan Presiden
Pemilihan Legislatif
Figur
Headlines News :
skip to main
|
skip to sidebar
Home
»
FILSAFAT
» 8 Prinsip Postulat Ilmiah, Aksioma, dan Konsep
8 Prinsip Postulat Ilmiah, Aksioma, dan Konsep
Written By Unknown on Selasa, 17 Juli 2012 | 13.25
Sebelum kita mencoba menyelidiki bagaimana kebenaran dapat diuji, kita perlu menyelidiki tentang kata “bukti”.
Bukti
atau
proof
harus bermula dengan berbagai postulat tertentu. Hal ini benar dalam sains, filsafat atau agama. Bebeapa ide atau fakta harus diterima sebagai postulat, yakni harus dianggap benar.
Hal tersebut mencakup aturan-aturan pokok pemikiran atau logika, seperti prinsip identitas seperti “semua A adalah A” (
all A is A
), prinsip non-kontrakdiksi seperti “tidak A dan bukan A” (
not both A and not A
), atau prinsip kemungkinan tengah yang harus dikeluarkan (
excluded middle
) seperti “boleh jadi A atau bukan A” (
either A or not A
). Semua itu dianggap sebagai jelas dengan sendirinya atau
self evident
.
Biasanya kita juga menerima kebenaran pengalaman langsung. Orang yang berkecimpung dalam sains biasanya bergerak ke depan dalam pemikirannya atas dasar asumsi postulat, aksioma atau konsep sebagai berikut:
Prinsip Kausalitas
adalah keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab dan dalam situasi yang sama, sebab yang sama menimbulkan efek yang sama.
Prinsip Prediktif Uniformatif
mengatakan bahwa sekelompok kejadian akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari sama dengan apa yang mereka perlihatkan pada masa yang lalu atau sekarang.
Prinsip Objektivitas
mengharuskan si penyelidik untuk bersikap tidak memihak mengenai berbagai data di hadapannya. Fakta-fakta harus dapat dihayati dengan cara yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh orang normal. Maksud dari sikap ini adalah untuk menghilangkan berbagai
unsur subjektif
dan pribadi sedapat mungkin dan memusatkan perhatian kepada hal yang sedang dipelajari.
Prinsip Empirisme
mendorong si penyelidik untuk menganggap bahwa kesan dari indranya dapat dipercaya dan bahwa ia dapat mengkonsep kebenaran dengan menunjukkan fakta-fakta yang telah dialaminya. Pengetahuan adalah hasil dari pengamatan, pengalaman, dan eksperimen dan semua itu bertentangan dengan otoritas, intuisi atau pikiran sadar.
Prinsip Kehematan
atau
parsimony
mengatakan bahwa oleh karena banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling sederhada dan menganggapnya sebagai yang paling benar. Prinsip ini mengekangadanya keruwetan yang tidak perlu. Ia mengingatkan kita terhadap keterangan yang berbelit-belit. Prinsip ini biasanya disebut “pisau cuk Occam” untuk mengingatkan kita kepada
William of Occam
, seorang filsuf Inggris pada abad ke-14 yang mengatakan bahwa kesatuan tidak boleh digandakan lebih daripada yang diperlukan (
entities should not be multiplied beyond necessary
).
Prinsip Isolasi
atau
segregation
menghendaki agar fenomena yang diselidiki itu dipisahkan dari yang lain sehingga dapat diselidiki sendiri.
Prinsip Kontrol
mengatakan bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk melakukan eksperimen. Tanpa kontrol, banyak faktor yang berbeda-beda pada waktu yang sama, dan ekperimen tidak dapat diulang. Jika keadaan berubah waktu eksperimen dilakukan, hasilnya mungkin tidak benar.
Prinsip Pengukuran yang Pasti
atau
exact measurement
prinsip ini menghendaki agar berbagai hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara kuantitatif atau matematik. Ini adalah tujuan ilmu fisika yang memerlukan berbagai
ukuran objektif
yang dapat diteliti kebenarannya.
Share this post
:
Posting Komentar
« Prev Post
Next Post »
Beranda
Tentang Kami
Beranda
Redaksi
BERITA POPULER
SOSIOLOGI HUKUM BERDASARKAN METODE PENDEKATAN DAN FUNGSI HUKUM
SOSIOLOGI HUKUM BERDASARKAN METODE PENDEKATAN DAN FUNGSI HUKUM Analisa Sosiologi yang berdasarkan Metode Pendekatan dan Fungsi Hukum...
INDIKATOR KEBERHASILAN, MONITORING DAN EVALUASI
A. Indikator Keberhasilan Indikator-indikator keberhasilan SDSN digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan pemantuan dan evaluasi. Secar...
PROBLEM – PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU
PROBLEM – PROBLEM DALAM FILSAFAT ILMU Filsafat sebagai suatu ilmu khusus merupakan salah satu cabang dari ruang lingkup filsafat i...
DIMENSI ILMU
DIMENSI ILMU Dalam literature terdapat pendapat pendapat berbagai ahli yang menyatakan misalnya bahwa ilmu adalah suatu pranata ke...
PENGECUALIAN DALAM ASPEK HUKUM KERAHASIAAN BANK
Terdapat pengecualian terhadap penerapan rahasia bank yang diatur dalam undang-undang yang lain, selain 7 (tujuh) pengecualian yang terd...
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH Pengetahuan yang diproses menurut metode ilmiah merupakan pegetahuan yang memenuhi syara-tsyarat keilm...
ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN POLICY ANALYSIS AND DECISSION MAKER A. What is Policy Analysis? Kebijakan ...
Support :
twitter@wajoterkini
|
facebook WAJOTERKINI.com
|
PinBB: 2A9F133B
|
Google@wajoterkini
Copyright © 2011.
Kawali News
- All Rights Reserved
Template Created by
Published by
Bakri Grafika
Proudly powered by
wajoterkini
Posting Komentar