ANALISA KEBIJAKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

POLICY ANALYSIS
AND DECISSION MAKER
A.
What is Policy Analysis?
Kebijakan adalah pilihan-pilihan (opsi) yang didasari pemikiran akal budi dalam
sebuah kepengurusan maupun organisasi untuk kepentingan tertentu. Dari definisi
di atas jelaslah bahwakebijakan bukanlah “keputusan” melainkan “bahan” dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan kebijaksanaan adalah kepandaian menggunakan
akal budi. Analisa kebijakan; produk dari analisa kebijakan adalah saran,
sedalam dan seluas apapun analisa kebijakan dimaksudkan untuk menghasilkan
beberapa pilihan keputusan. Analisa kebijakan bertujuan untuk menyediakan
informasi yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan yang berdasar pada
pemecahan masalah kepada para pembuat keputusan. Menurut Weimer dan Vining
mereka menganggap bahwa analisa kebijakan sebagai pekerjaan professional, maka
mereka menekankan para analis kebijakan mempunyai klien yang membutuhkan saran
yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Klien dari penganalisa
kebijakan adalah para pembuat keputusan. Dari pertimbangan di atas, maka mereka
mendefiniskan bahwa analisa kebikan merupakan saran yang berorientasi pada
klien dan berhubungan dengan kepentingan umum. Dan menurut Walter William,
analisa kebijakan merupakan penggabungan informasi termasuk perkiraan akibat
untuk mengahsilkan format pengambilan keputusan dan memperkirakan kebutuhan di
masa mendatang sebagai bahan pertimbagan.
B.
Keterkaitan Analisa Kebijakan
dengan Berbagai Profesi Bagaimanapun bahwa kita bercita-cita pada profesi lain
seperti: administrasi public, manajemen bisnis, perencanaan kota dan daerah,
hokum, dan kesehatan masyarakat, dimana kita mungkin tetap diperlukan untuk
memainkan peran analisa kebijakan dari waktu ke waktu. Analisa kebijakan dapat
ditempatkan dalam perspektif dengan membandingkannya dengan beberapa profesi
dan kegiatan yang terkait agar telihat lebih akrab. Perbandingan Analisa
Kebijakan dengan paradigma yang lain akademik, riset-riset kebijakan,
perencanaan, klasik, jurnalisme, dan administrasi public lama. Terekan dalam
gambar sebagai berikut: Paradigma Tujuan Utama Klien Common Style Kendala Waktu
penelitian ilmu sosial Kontribusi utk memahami masyarakat “kebenaran”
sebagaimana ditetapkan oleh disiplin ilmu Metodologi yang ketat untuk membangun
dan menguji teori-teori; sering retrospektif Kekakang waktu yang jarang terjadi
penelitian kebijakan Prediksi dari
dampak perubahan dalam “variable” yang dapat diubah oleh pemerintah Actor di
arena kebijakan; disipli imu yanga terkait Metodologo formal untuk kebijakan
pertanyaan yang relevan Kadang yang terjadi tekanan dari batas waktu
kemungkinan berkurang karena persoalan yang berulang kali terjadi Perencanaan klasik Menentukan dan mencapai
keadaan masa depan yang diinginkan masyarakat “kepentingan public” sebagai
didefinisikan secara professional Didirikan aturan dan norma-norma
professional; spesifikasi tujuan dan sasaran Sedikit tekanan waku karena
berhubungan dengan masa depan jangka panjang Administrasi public yang lama
Efisiensi peaksanaan program-program yang didirikan oleh proses politik Program
yang dimandatkan Manajerial dan legal Pengambilan keputusan utin; siklus
anggara Jurnalisme Memfokuskan perhatian
public pada masalah-masalah sosial umum deskriptif Harus bergerak semenjak ada
masalah sesuai topik > Analisis kebijakan Menganalisa dan menyajikan
alternative yang tersedia bagi actor-aktor politik untuk menyelesaikan
masalah-masalah publik Sebuah keputusan spesifik collective maker atau pembuat
keputusan Sistesis penelitian dan teori yang ada untuk memperkirakan
konsekuensi dari keputusan alternatif Analisis penyelesaian biasanya diikat
titik pengembilan keputusan tertentu
C.
Kesiapan Dasar Abalisis
Langkah-langkah dibawah ini adalah kesiapan dasar analis dalam analisa kebijakan
agar tercapai hasil analisa maksimal, yaitu sebagai berikut:
1.
analis harus tahu bagaimana
mengumpulkan, mengatur, dan menyampaikan informasi dalam situasi dimana tenggat
waktu yang ketat dan akses ke orang-orang relevan terbatas
2.
analis membutuhkan perspektif
untuk menempatkan masalah-masalah social dirasakan contex
3.
analis perlu keahlian tekshnis
yang memungkinkan mereka untuk meramalkan lebih baik dan percaya diri untuk
mengevaluasi konekuensi dari kebijakan alternative
4.
analis harus memiliki pemahaman
politik dan perilaku organisasi dalam rangka untuk memprediksi dan mungkin
pengaruh kelayakan adopsi dan keberhasilan pelaksanaan kebijakan juga memahami
pandangan dunia klien dan lawan-lawan potensial memungkinkan analis untuk
mengumpulkan lebih efektif evidence dan argument
Membuat Analisa Kebijakan Publik; berikut beberapa bingkai kerja
yang harus menjadi perhatian seorang analis kebijakan agar mencapai hasil
analisa yang maksimal, yaitu sebagai berikut:
a.
Tentukan Posisi Analis;
mendeklarasikan bahwa anda adalah seorang analis kebijakan akan menjaga
konsistensi posisi dan alat analisa yang akan digunakan untuk menjelaskan
keperpihakan dan cara pikir tertentu dan menegaskan bahwa anda adalah benar-benar
seorang analis kebijakan.
b.
identifikasi persoalan yang
analis analisis; memperoleh informasi yang lengkap tentang kebijakan yang ingin
kita analisis adalah modal utama mengawali analisa kita. Ada ragam cara yang
dapat digunakan untuk menemukan informasi yang akurat dan lengkap bagi analis
kebijakan, yaitu:
·
melakukan identifikasi,
·
menemukan relevansi,
·
menentukan prioritas.
c.
tentukan focus masalah analis;
ada beberapa prosedur dasar yang dapat diikutu dalam menentukan focus masalah
dalam AK, yaitu:
·
definisikan masalahnya,
·
batasi masalah analis.
d.
pilihlah alat analisa yang
tepat; pilih alat yang akan membantu analis dalam melakukan analisa untuk
mencapai tujuan analisanya, kalkulasikan seluruh kemungkinan yang akan
mendukung argument analis nantinya ke dalam analisanya. Beberapa alat analisa
itu diantaranya: SWOT, Analisa CBA (cost benefir analiysis), dan masih banyak
alat analisa lainnya.
e.
bangunlah argument analis
dengan kuat; interpretasi hasil analisa harus dibuat dengan semudah mungkin
untuk dibaca public.
Dalam membangun komunikasi pasca analisa beberapa cara yang efektif
dan dapat digunakan adalah:
·
paparkan data dan temuan,
·
gunakan model yang paling
tepat.
f.
buatlah rekomendasi; proses
analisa kebijakan public kemudian disempurnakan dengan memberikan beberapa
kebijakan untuk mempengaruhi policy maker, itupun jika analis seorang
advocator. Rekomendasi menjadi penting karena merupakan tujuan dari seorang
analis yang berorientasi pada perubahankebijakan sebelumnya.
D.
Pentingnya Analisa Kebijakan
dalam Pengambilan Keputusan Pentingnya Analisa Kebijakan yaitu dalam
penyelenggaraan program organisasi senantiasa dilakukan melalui kebijakan dan
proses kebijakan akan melibatkan unsure atau komponen yang ada dalam system
organisasi, oleh karena itu sangat penting bagi seorang pemimpin menentukan
kebijakan yang paling bijak dalam pengambilan keputusan. Formulasi Kebijakan,
secara sederhana langkah-langkah dalam melakukan formulasi atau analisis
kebijakan public dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
pengajuan persoalan; hakekatnya
pada kegiatan ini untuk menentukan dan memahami hakekat persoalan dan suatu
pemasalahan dan kemudian merumuskannya dalam hubungan sebab akibat. Tiga bakal
pokok yang perlu dimiliki untuk melakukan pengkajian persoalan adalah teori,
metodologi dan tekhnik.
2.
penentuan tujuan; pada umumnya
suatu kebijakan selalu bertujuan untuk mencapai kebaikan-kebaikan yang lebih
banyak dan lebih baik atau mencegah terjadinya keburukan-keburukan atau
kerugian-kerugian semaksimal mungkin.
3.
perumusan alternative;
alternative-alternatif kebijakan dapat muncul dalam pikiran seseorang karena
ada beberapa hal:
a.
berdasar pada pengamatan
kebijakan yang ada,
b.
dengan analogi dari suatu
kebijakan dalam suatu bidang dan dicoba ditepakan dalam bidang yang tengah
dipelajari,
c.
merupakan hasil pengkajian dari
persoalan tertentu.
d.
penentuan criteria; analisa
kebijakan memerlukan criteria-kriteria yang jelas dan konsisten untuk menilai
alternative-alternatif yang menyangkut nilai-nilai abstrak yang fundamental
seperti etika, falsafah kriteri yang berhubungan dengan nilai dan pandangan
hidup.
e.
penilaian alternative; tujuan
penilaian adalah mendapatkan gambaran lebih jauh mengenai tingkat efektifitas
dan fasilitas tiap alternative dalam pencapaian tujuan, sehingga diproleh
kesimpulan mengenai alternative yang mungkin paling efektif dan efisien.
Alternalif perlu juga dinilai dari segi etis dan falsafah, mungkin secara
ekonomis menguntungkan dan secara administrative bisa dilaksanakan, tetapi
bertentangan dengan nilai-nilai social tertentu.
f.
perumusan rekomendasi; langkah
akhir dan analisis kebijakan adalah merumuskan saran mengenai alternative yang
diperhitungkan dapat mencapai tujuan secara optimum pada kondisi berbabagai
factor lingkungan, administrasi, dan ekonomi tertentu.
Dampak Kebijakan; ada 2 dampak yang paling menonjol, yaitu:
1.
intended effect; efek kebijakan
dimaksud berbeda-beda sesuai dengan organisasi dan
2.
konteks dimana mereka dibuat,
secara umum kebijakan biasanya dilembagakan dalam rangka untuk menghindari
beberapa efek negative yang akan muncul di dalam organisasi atau untuk mencari
keuntungan positif.
E.
Hakikat dan Pentingnya
Pengambilan Keputusan Pengertian Keputusan; keputusan menurut Ralp C. Davis
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu petanyaan. Menurut James A. F.
Stoner, keputusan adalah pemilihan diantara alternative-alternatif, dan banyak
lailainnya definisi keputusan. Maka ditarik kesimpulannya adalah suatu
pengakhiran dari pada proses tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab
pertanaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah. Sedangkan
Pengambilan Keputusan, menurut George R. Terry adalah pemilihan alternative
perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang ada. Dan pendapat S. P.
Siagian, keputusan suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut pehitungan
merupakan tindakan yang paling tepat. Maka kesimpulannya dari 2 pendapat diatas
adalah suatu proses pemilihan alternative terbaik dari beberapa alternative
secara sistematis untuk ditindak lanjuti. Fungsi Pengambilan Keputusan yaitu
sebagai pangkal permulaan aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
organisasional, serta berfungsi sebagai sesuatu yang bersifat futuristic. Tujuan
Pengambilan Keputusan, ada 2 tujuan yaitu:
1.
tujuan bersifat tunggal;
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya sekali
diputuskan tidak ada kaitannya dengan masalah lain, 2
2.
tujuan bersifat ganda;
keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bersifat
kontradiktifatau bersifat tidak kontradiktif.
Unsur-unsur Pengambilan Keputusan sebagai berikut;
1.
tujuan dari pengambilan
keputusan,
2.
identifikasi dari
alternative-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah,
3.
perhitungan mengenai
factor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/ diluar jangkauan manusia,
4.
sarana atau alat untuk
mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan, disebutkan yang berlaku sebagai
berikut;
1.
intuisi,
2.
pengalaman,
3.
fakta,
4.
wewenang,
5.
rasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan yaitu;
1.
Posisi/ Kedudukan,
2.
masalah,
3.
situasi,
4.
kondisi,
5.
tujuan.
Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan, berdasarkan programnya dapat dibedakan
menjadi dua kelompok;
1.
pengambilan keputusan
terprogram; sifatnya rutunitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah
ditentukan, menyangkut pemecahan masalah yang bersifat tekhnis serta tidak
memerlukan pengarahan dari tingkat manajemen yang lebih tinggi.
2.
pengambilan keputusan tidak
terprogram; keputusan yang biasanya diambil dalam memecahkan masalah baru yang
belum pernah dialami sebelumnya. Keputusan ini menuntutdaya nalar yang tinggi
digabungkan dengan tindakan yang sifatnya adaptif dan berorientasi pada
efektifitas pemecahan. Pentingnya Pengambilan Keputusan; pengambilan keputusan
haruslah dilihat sebagai salah satu fungsi utama setiap pimpinan terlepas dari
bentuk, tipe, model, tekhnik dan ukuran organisasi yang dipimpinnya.
Pengambilan keputusan itu harus dilihat sebagai sesuatu yang kontekstual
sifatnya, karena: 1. PK tidak berlangsung dalam suasana vakum, 2. PK
berlangsung dalam rangka kehidupan organisasional, 3. PK berkaitan lansung
dengan pencapaian ujuan dan sebagai sasaran oganisasi yang telah ditentukan
sebelumnya, 4. pengambilan keputusan pada analisa terakhir diukur dengan
implementasinya.
F.
Kerangka dan Model Pengambilan
Keputusan Kerangkannya dapat dilakukan; 1.kerangka perorangan pribadi, 2.
kerangka perorangan kelompok, 3. kerangka organisasi perhimpunan, 4. kerangka
organisasi pemerintahan, 5. kerangka organisasi admininsitrasi Negara, 6.
kerangka organisasi militer, 7. kerngka organisasi niaga, 8. kerangka
organisasi social. Struktur dan system dari kerangka PK tersebut tergantung
dari;1.posisi orang yang berwenag, berwajib, atau bertangung jawab untuk
mengambil desisi, 2. problem atau masalah yang dihadapi dan harus ditangani
atau dipecahkan, 3. situasi dimana si pengambil keputusan dan problemitu
berada, 4. kondisi dari si pengambil keputusan, kekuatan dan kemampuannya untuk
menghadapi problem itu, 5. tujuan yang harus dicapai dengan pengambilan
keputusan tersebut. Model PK; model adalah percontohan yang mengandung unsure
yang bersifat penyederjanaan untuk dapat ditiru. Urgensi dari model PK, antara
lain: 1. untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tungal dari
unsure-unsur itu ada relevansunya terhadap masalah yang akan dipecahkan, 2.
untuk memperjelas mengenai hubungan signifikan diantara unsure-unsur itu, 3.
untuk merumuskan hiopotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antara variabel,
4. untuk memberikan pengelolaan terhadap PK Klasifikasi Model PK; dapat
dilakukan berdasarkan sebagai berikut: 1. tujuannya: model latitahan, model
keputusan, model perencanaan, 2. bidang penerapannya: model tentang
transfortasi, 3. tingkatannya: model tingkat manajemen kantor, 4. ciri
waktunya: model statis dan dinamis, 5. bentuknya: model dua sisi, model
konflik, 6. pengembangan analitik: tingkat dimana matematika perlu digunakan,
7. kompleksitas: model sangat terinci, model sederhana, 8. formalisasi. Gullet
dan Hicks mengklasifikasikan model PK yaitu; 1. model probabilitas: model
keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan memberi
hasil tertentu, 2. konsep tentang nilai-nilai harapan: dapat digunakan dalam PK
yang akan diambil nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah
diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang, 3. model matriks:
model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil
yang diharapkan, 4. model pohon keputusan: menunjukkan proses khusus untuk
merinci masalah-masalah yang dihadapi ke dalam komponen-komponen kemiduain
dibuatkan alternative pemecahan beserta konsekuensi masing-masing, 5. model
kurva indiferen: kurava dimana setiap titik yang berada pada garis kurva
mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama, 6. model simulasi
computer: diperelukan rancang bangun yang biasanya menggunakan computer, yang
mampu menirukan apa-apa yang harus dilakukan. Kesimpulan dari bahasan diatas
adalah bahwa PK dalam organisasi itu meliputi pemilihan satu diantara berbagai
alternative merupakan bagian dari proses pencapaian tujuan organisasi yang
cukup kompleks, yang meliputi: identifikasi masalah, pemilihan alternatif,
pelaksanaan keputusan, pengesetan, dan pengendalian. PK dapat sederhana tetapi
juga tidak sederhana sehingga memerlukan model PK. Apakah PK membutuhkan rasio,
emosi, bahkan kadang-kadang dibutuhkan sesuatu yang rasional, artinya mengacu
pada prinsip efisiensi. Jika ada tekanan dari kelompok organisasi dan motivasi
yang bersifat pribadi dari pimpinan akan berakibat keputusannya jadi kurang
objektif sehingga bukan merupakan keputusan yang kurang terbaik.
Posting Komentar