11.57
William Shakespeare
William
Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire,
Inggris,
26 April
1564 – meninggal
di Stratford-upon-Avon, Warwickshire,
Inggris,
23 April
1616 pada umur 51 tahun)
adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu
sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan
154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun
1585 dan 1613 dan karyanya telah
diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di panggung
lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.
Shakespeare
lahir di Stratford-upon-Avon, Inggris,
pada bulan April 1564, sebagai putra John Shakespeare dan Mary Arden. Ayah
William cukup kaya ketika ia lahir dan memiliki bisnis pembuatan sarung tangan
namun kemudian ia menjadi agak miskin setelah menjual wol secara ilegal. Shakespeare
tidak mengikuti jejak ayahnya.
Pada zaman
itu, sekolah umum baru dimulai di Inggris. Sebelumnya, hampir semua anak tidak
tahu cara membaca dan menulis, mereka hanya belajar suatu ketrampilan atau
bertani. Shakespeare pergi ke salah satu sekolah umum yang baru ini. Ia belajar
Latin,
yang merupakan bahasa semua kaum terpelajar, tidak peduli dari negara mana
mereka berasal. Dari London
ke Lisbon,
dari Aleksandria
ke Konstantinopel,
dari Tunis ke
Yerusalem, semua orang terpelajar berbicara Latin dan bahasa ibu
mereka. Semua dokumen penting, baik dokumen negara, gereja, atau perdagangan,
ditulis menggunakan Latin.
Shakespeare
juga mempelajari karya-karya para penulis dan filosofer dari Yunani Kuno dan
Romawi. Lebih dari 100 tahun berlalu sejak Johannes Gutenberg memperkenalkan percetakan ke
Eropa pada tahun 1452.
Shakespeare dan orang Inggris lain yang dapat membaca ─ dan mampu membeli ─
buku-buku menjadi akrab dengan kisah-kisah dari berbagai tempat seperti Italia, Perancis,
Asia Minor,
dan Afrika Utara.
Beberapa kisah-kisah ini menjadi dasar cerita-cerita terbesar Shakespeare.
Contohnya, The Golden Ass karya Apuleius, sebuah kisah kuno dari Afrika Utara,
kemungkinan merupakan kisah yang menginspirasikan Impian di Tengah Musim. Shakespeare meminjam
cerita untuk Romeo dan Juliet dari seorang penulis Inggris
lain, yang mendapatkannya dari seorang penulis Perancis, yang menterjemahkannya
dari kisah abad ke-16 oleh Luigi da Porta dari Italia yang
bersumpah bahwa cerita tersebut adalah berdasarkan cerita nyata.
Sampul muka Folio Pertama, 1623.
Gambar Shakespeare oleh Martin Droeshut
Di dalam
dunia Shakespeare, terdapat susunan-susunan yang telah diterima secara umum.
Hampir semua orang di Inggris adalah Kristen.
Di hierarki terbawah terdapat kaum pekerja, di atasnya para petani dan
pedangang, lalu para pendeta dan pengawal, lalu naik lagi para ksatria, tuan
tanah, uskup agung, dan para adipati. Sang monarki bertahta di puncak tatanan
sosial. Di Inggris, monarki tersebut adalah Ratu Elizabeth I
(yang dilanjutkan dengan kemenakannya, James I). Elizabeth I
memerintah Inggris hampir selama hidup Shakespeare. Pada zaman tersebut tidak
ada peperangan. Diplomasi sang ratu membuat kedua seterunya Perancis
dan Spanyol
terjaga seimbang. Perdagangan berkembang. London menjadi kota yang padat,
ramai, dan penuh dengan peluang. Rumah-rumah sandiwara dibangun di London;
teater-teater tersebut adalah tempat yang populer dikunjungi masyarakat.
Sistem kelas
pada zaman Shakespeare dapat saja sudah memiliki susunan-susunan, namun hal
tersebut tidak statis. Orang-orang mulai berpikir tentang mereka sendiri.
Shakespeare hidup di zaman Renaissans yang berarti
"kelahiran kembali" yang terjadi pada abad ke-15
hingga abad ke-17
di Eropa.
Renaissans
Eropa menghidupkan kembali pembelajaran klasik. Pada zaman tersebut terdapat
gerakan kebangkitan minat terhadap seni, musik, dan arsitektur. Suatu dunia
yang tua dan stagnan tiba-tiba berubah menjadi hidup dan vibran. Meskipun
hampir semua orang percaya bahwa susunan matahari, bulan, bintang, dan planet
mempengaruhi nasib mereka, beberapa orang mulai merubah cara berpikir mereka
tentang diri mereka dan dunia yang mereka tinggali. Mereka mulai memahami
kekuasaan dan posisi pemerintahan diciptakan oleh manusia, bukan ditentukan
oleh Tuhan sejak lahirnya. Mereka menyadari bahwa kekristenan bukanlah
satu-satunya agama di dunia. Dan karena banyak di antara mereka mulai dapat
membaca, maka banyak juga yang tidak ingin tinggal di kelas sosial tempat
mereka dilahirkan. Banyak petualang Renaissans menggunakan cara mereka
sendiri-sendiri untuk mencari rejeki dan mengembangkan kehidupan mereka.
Shakespeare adalah salah satu dari orang-orang tersebut.
Pada awal
1590an, William Shakepseare mengokohkan dirinya sebagai seorang penulis
sandiwara dan aktor di London. Selain itu, ia juga memiliki bagian dari rumah
sandiwara tempat ia dan teman-temannya bermain. Itu mungkin adalah sumber
penghasilannya. Shakespeare menikahi Anne Hathaway, yang delapan tahun lebih
tua daripadanya, pada tanggal 28 November 1582
di Temple Grafton, dekat Stratford. Anne kala itu hamil tiga bulan.
Bersama-sama mereka dikaruniai tiga anak: Susanna, dan si kembar Hamnet dan
Judith. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Stratford, dan kemungkinan besar
Shakespeare pergi mengunjungi mereka setahun sekali. Pada tahun 1596 Hamnet meninggal
dunia. Karena kemiripan nama, banyak orang berpikir bahwa hal ini mengilhaminya
untuk menulis The Tragical History of Hamlet, Prince of Denmark.
Shakespeare
menjadi orang teater yang sangat terkenal, sangat populer, dan sangat kaya.
Ratu Elizabeth I sangat menyukai karya-karyanya; begitu pula dengan Raja James
I, penerusnya. Pada pemerintahan James I, Shakespeare dan kawan-kawan terkenal
dengan sebutan "Orang-orang Raja" karena Raja James I adalah
pengunjung mereka yang spesial. Shakespeare dan Orang-orang Raja bermain di
istana kerajaan, di teater Globe dan di rumah sandiwara mereka, dan teater Blackfriars.
Untuk mendapatkan lebih banyak uang, mereka juga mengadakan tur keliling
Inggris, terutama pada saat-saat wabah penyakit menjangkit Inggris.
Orang-orang
zaman Elizabeth tidak memandang pemain atau penulis sandiwara adalah pekerjaan
yang terhormat. Pergi ke teater pada zaman tersebut tidak sama seperti pergi ke
teater pada saat ini, hal itu lebih seperti pergi menonton pertandingan sepak
bola!
Teater-teater
zaman Elizabeth merupakan bangunan kayu yang bertingkat-tingkat. Para penonton
duduk di ketiga sisi atau berdiri di tengah-tengah lantai. Bagian tengah teater
terbuka atapnya karena pada zaman itu belum ada penerangan buatan. Ribuan orang
berjejalan di teater untuk pertunjukan sore hari. Para penonton
berteriak-teriak di belakang para aktor. Teater Globe adalah tempat yang padat
pengunjung, bising, dan berjejal-jejalan.
Puluhan ribu
orang yang memadati untuk melihat sandiwara Shakespeare akan dapat mendengar
1700 kata yang diciptakan oleh Shakespeare. Banyak kata-kata ciptannya yang
saat ini masih digunakan. Contohnya: "deafening" (menulikan),
" hush", " hurry" (lekas), " downstairs"
(di bawah), " gloomy" (sedih), " lonely"
(sendirian), " embrace" (pelukan), " dawn"
(senja). Ejaan yang digunakan Shakespeare pun berbeda dari zamannya.
Orang-orang zaman Elizabeth mengeja kata-kata seperti yang tertulis, seperti
Latin dan Indonesia. Tidak ada cara "yang benar" untuk mengeja.
Orang-orang menulis suatu kata seperti ejaan yang mereka inginkan. Jika ingin
menulis "me" (saya) tapi ingin memberikan penekanan pada kata
tersebut, maka kata tersebut akan dituliskan "mee". Jika sang
penulis ingin kata tersebut dibaca seperti orang berteriak dari atap rumah,
maka kata tersebut akan dituliskan "Meee".
Dalam teks
Shakespeare akan dijumpai kata "stayed" (tinggal) dieja "stay'd",
karena Shakespeare ingin mengucapkan kata tersebut sebagai satu suku kata
(baca: 'steid') seperti ejaan bahasa Inggris sekarang, bukan dua suku kata
(baca: 'stei-ed'). Bahasa Inggris modern banyak menggunakan penulisan dari
zaman dahulu namun dengan menggunakan ejaan yang baru. Contohnya kata "knight"
(ksatria) dulunya dieja sama seperti tulisannya (baca: 'k-ni-gh-t' 4 suku
kata). Di dalam budaya oral seperti zaman Shakespeare, orang-orang mempedulikan
detil intonasi, nada suara, dan bunyi yang ditimbulkan pada waktu mereka
berbicara sehingga bahasa lisan yang digunakan lebih kaya pada zaman dahulu
daripada zaman sekarang.
William
Shakespeare menulis selama dua puluh lima tahun, menciptakan tiga puluh enam
hingga tiga puluh sembilan karya yang diketahui hingga saat ini. Topik yang
dicakup beragam mulai dari romans komik hingga perang saudara, dari permainan
domestik hingga kejadian politis yang menggegerkan dunia. Namun tiga hal yang
mendasari seluruh karyanya adalah pertanyaan-pertanyaan: Apa artinya untuk
hidup? Bagaimana cara kita hidup? Apa yang harus kita lakukan? Sandiwara
Shakespeare menawarkan pemahaman yang mendalam terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Itulah sebabnya mengapa ahli-ahli literatur mempelajari karyanya,
politikus-politikus mengutipnya, filosofer-filosofer menemukan cara berpikir
yang baru dari membaca dan membaca ulang karyanya. Mempelajari Shakespeare
adalah seperti mempelajari hidup dari berbagai sudut pandang: psikologis,
politis, filosofis, sosial, spiritual. Ritme yang digunakannya dalam
kata-katanya terefleksi dalam ritme tubuh kita. Memainkan peranan sandiwara
Shakespeare di panggung membuat seseorang menyadari seberapa dalam seseorang
harus menarik napas supaya suaranya dapat terdengar sampai ujung ruangan.
Shakespeare berhenti menulis pada tahun 1611 dan meninggal dunia beberapa tahun kemudian pada 1616. Sampai
wafatnya ia tetap menikah dengan Anne. Pada batu nisannya tertulis: "Blest
be the man who cast these stones, and cursed be he that moves my bones."
(bahasa Indonesia: "Terbekatilah ia yang
menaruh batu-batu ini, dan terkutuklah ia yang memindahkan
tulang-tulangku.")
Shakespeare
menulis tentang keadaan manusia yang sangat manusiawi. Ia memahami apa yang
hampir semua orang ingini: untuk menyayangi orang lain, dan disayangi oleh
orang lain; makan, minum, dan tidur dengan tenang; untuk hidup di tengah dunia
yang besar dan memiliki arti di dalam hidup. Shakespeare juga memahami bahwa
manusia memiliki kelemahan-kelemahan yang kadang-kadang jauh dari
rencana-rencana mereka yang terhormat (atau tidak terhormat). Shakespeare adalah
seorang jenius yang menunjukkan pada kita diri kita sesungguhnya.
Karya William
Shakespeare
Antonius dan Cleopatra · Coriolanus ·
Hamlet ·
Julius Caesar · Macbeth ·
Othello ·
Raja Lear ·
Romeo dan Juliet ·
Timon dari Athena · Titus Andronicus ·
Troilus dan Cressida
Impian di Tengah Musim · All's Well That
Ends Well · As You Like It
· The Comedy of Errors ·
Cymbeline · Love's Labour's Lost ·
Malam Keduabelas ·
Measure for Measure ·
The Merry Wives of
Windsor · Much Ado About Nothing · Pedagang dari Venezia ·
Perikles, Pangeran
dari Tirus · Taming of the Shrew ·
The Tempest
· The Two Gentlemen
of Verona · The Two Noble Kinsmen ·
The Winter's Tale
Raja John · Richard II · Henry IV, Bagian 1 ·
Henry IV, Bagian 2 ·
Henry V · Henry VI, bagian 1 ·
Henry VI, bagian 2 ·
Henry VI, bagian 3 ·
Richard III · Henry VIII
Sonata Shakespeare ·
Venus dan Adonis ·
Pemerkosaan Lucrece ·
The Passionate Pilgrim
· The Phoenix and
the Turtle · A Lover's Complaint
Edward III · Sir Thomas More ·
Cardenio (hilang) · Love's Labour's Won
(hilang) · Kelahiran Merlin ·
Locrine · The London Prodigal ·
The Puritan ·
The Second Maiden's
Tragedy · Richard II, Bagian I: Thomas dari
Woodstock ·Sir John OldcastleThomas Lord Cromwell ·
Tragedi Yorkshire ·
Fair Em · Mucedorus · The Merry Devil of
Edmonton · Arden dari Faversham ·
Edmund Ironside
Karya lain
Label:
TOKOH
11.34
Aristoteles
Filsuf dan filosofi
Aristoteles lahir di Stagirus, atau Stagira, atau Stageirus, di semenanjung Chalcidic Yunani utara. Ayahnya adalah Nicomachus, seorang dokter, sementara ibunya bernama Phaestis. Nicomachus sudah pasti tinggal di Chalcidice ketika Aristoteles lahir dan dia mungkin lahir di wilayah itu. Ibu Aristoteles, Phaestis, datang dari Chalcis di Euboea dan properti milik keluarga di sana. Wawasan dalam hidupnya dan waktu.
Aristoteles, salah satu mahasiswa Plato
terbesar, dilahirkan pada tahun 384 SM. Ayah Aristoteles adalah seorang dokter
kepada raja Mecadonia, dan ketika Aristoteles berusia tujuh tahun, ayahnya
mengirim dia untuk belajar di Akademi. Dia ada di awal sebagai mahasiswa,
kemudian menjadi seorang peneliti dan akhirnya guru. Dia tampak ide-ide
Platonis diadopsi dan dikembangkan, sementara di sana dan telah menyatakan
mereka dalam bentuk dialog. Ketika Plato meninggal, Plato berkehendak Akademi
tidak Aristoteles, tetapi untuk Speusippus keponakannya. Aristoteles kemudian
meninggalkan Athena dengan Xenocrates untuk pergi ke Asos, di Asia Kecil, di
mana ia membuka cabang Akademi. Akademi ini lebih terfokus pada biologi dari
pendahulunya yang bergantung pada matematika.
Di sana ia bertemu Hermias, mantan mahasiswa
lain Plato, yang telah menjadi raja Assos. Aristoteles menikah Hermias
keponakan, Pythias, yang meninggal sepuluh tahun kemudian. Selama tahun-tahun
di Asos, Aristoteles mulai melepaskan diri dari Platonisme dan mengembangkan
ide-ide sendiri.
Raja Philip dari Makedonia Aristoteles
diundang ke gedung DPR sekitar 343 SM sampai gurunya Alexander tiga
belas-telinga-tua don,. Les Alexander di Akademi di Asos, Aristoteles masih
tetap presiden dari Akademi. Pada tahun 359 SM, ayah Alexander, Raja Philip memutuskan
untuk berangkat untuk menaklukkan kota Yunani-negara, dan meninggalkan
Alexander yang bertanggung jawab, sehingga menghentikan les Aristoteles
Alexander.
Raja Philip kemudian dibunuh, pada 336 SM,
dan Alexander kemudian menjadi raja. Dia mengerahkan pasukan besar ayahnya dan
terjaganya beberapa negara-kota, sehingga menjadi "Alexander The
Great".
Pada tahun 335 SM, Aristoteles kembali ke
Athena. Speusippus telah meninggal, tetapi Aristoteles kembali tidak diberikan
presiden Akademi di Athena, sebagai gantinya, itu diberikan kepada salah satu
Xenocrates rekannya. Jadi, Aristoteles mendirikan sekolah sendiri saat ini,
bernama Lyceum, dinamai Apollo Lyceus. Pada tahun 323 SM, dua belas tahun
setelah mendirikan Lyceum, Alexander Agung meninggal. Dalam kebencian Yunani
melawan hegemoni Makedonia mendidih dan kerusuhan pecah. Aristoteles dituduh
dari tindakan tidak hormat, dan hidupnya menjadi dalam bahaya serius. Jadi ia
meninggalkan Athena, dan pergi ke real mendiang ibunya di Chalcis di pulau
Euboea. Ia meninggal di sana pada tahun berikutnya, 322
SM.
Aristoteles
Filsuf yang
menjadi murid Plato selama 20 tahun ini dilahirkan di Stagira, suatu tempat di
daerah Thracia, pada tahun 384 SM. Ia memiliki ayah yang berprofesi sebagai
seorang dokter bernama Nicomachus dan ibunya bernama Phaestis (Inet, 1a).
Aristoteles pernah dipanggil oleh Philippus II seorang raja Macedonia, untuk
mendidik anaknya yaitu Iskandar atau yang biasa di negara barat disebut Alexander
The Great. Pada tahun 323 SM, Iskandar wafat dan timbullah kerusuhan.
Kejadian ini pun membuat Aristoteles tunggang langgang melarikan diri ke
Khalkes, lalu setahun kemudian Aristoteles meninggal dunia (Delfgauuw,
29:1992).
Filsafat
Aristoteles meliputi logika, metafisika dan fisika, teologi, tentang jiwa dan
raga, dan pengenalan pengetahuan. Ini disimpulkan dari berbagai tulisannya
selama hidup. Ada pun yang berupa kutipan perkataannya dan ditulis kembali oleh
para muridnya.
Logika
Pembicaraan
tentang logika biasanya bisa terkait dengan pertanyaan “logiskah orang bisa
bernapas di luar angkasa?” Atau juga terkait dengan pernyataan ilmiah yang
sifatnya kualitatif “dua dikalikan tiga sama dengan enam.” Ini merupakan
pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan logika. Namun, logika yang
disistematisasikan Aristoteles bukanlah logika semacam itu sehingga Aristoteles
melainkan logika deduktif.
Menurut
Aristoteles, setiap pengertian pasti berkaitan dengan suatu hal atau benda.
Dengan pengertian ini orang bisa tahu bahwa orang mempersepsi kenyataan, ini
berarti orang sudah mendapatkan gambaran tentang kenyataan (Hadiwijono,
46:2005). Gambaran ini bukan berarti mewakili seluruh kenyataan, gambaran ini
hanyalah sepotong kenyataan. Untuk itu perlu diadakan penghubungan antara
kenyataan satu dengan kenyataan yang lain sehingga mencapai keumuman tentang
sesuatu yang mencakup segala kenyataan. Hal ini pun diperoleh dengan logika
yang diperkenalkan oleh Aristoteles
Logika yang
mampu memperoleh keumuman yang mencakup segala kenyataan ini dapat diberi
contoh sebagai berikut: Toni punya kura-kura warna merah, Andi punya kura-kura
warna hijau, dan Tina punya kura-kura warna kuning (masing-masing berupa
substansi). Bagaimana pun warnanya, mereka memiliki kesamaan yaitu memiliki
“kura-kura” (merupakan jenis). Lalu Septi punya kucing. Persamaan kura-kura
dengan kucing adalah bahwa keduanya merupakan “binatang” (merupakan
keluarga/genus). Hasilnya merupakan keumuman yaitu “binatang,” kura-kura merah,
hijau dan kucing merupakan binatang. Sebenarnya binatang masih bisa diumumkan lagi
menjadi anggota dari keumuman “makhluk yang bernapas,” atau “makhluk yang
hidup.”
Logika
seperti ini juga akan mengantarkan kepada suatu kesimpulan, yang merupakan
hasil dari beberapa pertimbangan yang dijadikan satu. Misalnya: Binatang
menyusui adalah mamalia, kucing dan kerbau menyusui anak-anaknya, berarti
kucing dan kerbau adalah mamalia. Cara menyimpulkan seperti ini disebut
Silogisme. Inti pokok dari logika Aristoteles ini adalah memberikan cara
menalar dan membuktikan, ada dua pernyataan, lalu disimpulkan menjadi
pernyataan ketiga (Delfgaauw, 31:1992). Hal ini sudah dijelaskan dengan contoh
binatan menyusui di atas.
Metafisika
dan Fisika
Konsepsi
metafisika yang dibangun oleh Aristoteles tidak terjadi begitu saja, melainkan
ada pemicunya. Pertama-tama, sudah dikenal bahwa Herakleitos berpendapat bahwa
kenyataan ini adanya terus bergerak, dinamis, dan menjadi. Sedangkan Parmenides
seperti yang kita ketahui menjadi lawan Herakleitos dalam berfilsafat tentang
kenyataan, mengungkap bahwa kenyataan itu bersifat tetap adanya. Zeno pun
mendukung Parmenides dengan memberikan beberapa contoh tentang itu, yaitu
tentang pelari Yunani yang takkan bisa mengejar seekor kura-kura, dan busur
panah yang ditembakkan hanya seolah-olah bergerak padahal sebenarnya hanya
diam.
Persoalan
ini dicoba untuk dipecahkan oleh Plato. Ia mengungkapkan bahwa memang ada yang
berubah dan dikenal oleh pengamatan, di lain pihak ada juga yang tidak berubah
yaitu ide dan dikenal sebagai akal (Hadiwijono, 48:2005). Dengan ini “yang ada”
terbagi atas dua yaitu bentuk yang dapat diamati (yang tampak) sebagai sesuatu
yang berubah dan bentuk yang tidak dapat diamati (yang tidak tampak) sebagai
sesuatu yang tetap, tidak berubah.
Pemecahan
Plato di atas tidak disetujui oleh Aristoteles karena berbagai alasan. Menurut
Aristoteles “ada” hanya terdapat pada benda kongkrit. Benda konkrit itu
merupakan benda yang nampak dan memiliki bentuk seperti pintu, batu, pohon,
tanah dan sebagainya. Pengertian adanya sesuatu dalam ide seperti yang
dikemukakan Plato bukanlah sebagai sesuatu yang kongkrit ada. Itu hanyalah
pengertian saja.
Konsep
Aristoteles yang disebut dunamis yang artinya potensi dan energeia
yang artinya aksi merupakan inti sari ajaran Aristoteles tentang fisika dan
metafisika (.ibid). Konsep ini pun sekaligus menentang pendapat
Parmenides dan Zeno. Dunamis di sini potensi, maksud Aristoteles
berkaitan dengan ke-ada-an adalah bahwa sesuatu “yang tidak ada” hanya dapat
menjadi “yang ada” secara konkrit.
Cara
menjadi “yang ada” dari “yang tidak ada” melalui potensi “yang ada” dengan kata
lain “yang ada” merupakan suatu potensi atau bakat untuk menghasilkan yang
tadinya tidak ada menjadi sesuatu yang ada bentuknya. Memang benar “yang tidak
ada” merupakan nihil atau nol. Tetapi dari “yang ada” bisa mewujudkan sesuatu
“yang tidak ada” menjadi ada, berwujud, dan berbentuk. Inilah yang dinamakan
potensi. Oleh karena itu harus dibedakan antara “yang ada” dan “yang tidak ada”
tetapi, keduanya tidak bisa dipisahkan karena “yang ada” merupakan potensi dalam
mewujudkan sesuatu “yang tidak ada”.
Beranjak
dari konsepsi di atas maka Aristoteles memiliki konsep tentang materi dan
bentuk yang sesuai pula dengan caranya dalam mengkonsepsikan “yang ada” dan
“yang tidak ada”. Materi adalah kenyataan yang belum terwujud, yang belum
ditentukan, tetapi memiliki potensi untuk mewujud atau dibuat wujud, yang
nantinya akan ditentukan oleh bentuk (Hadiwijono, 50:2005). Misalnya dalam
kehidupan sehari-hari orang mengenal kayu bisa sebagai, kayu bakar, kayu
sebagai hiasan, mebel, dan sebagainya. Sepotong kayu yaitu memiliki materi
yaitu kayu dan memiliki bentuk misalnya silinder, kotak, panjang dan
sebagainya. Oleh karena itu maka antara materi dan bentuk tidak dapat
dipisahkan.
Teologi
Aristoteles
mempercayai tentang adanya Tuhan, meski pun tidak disebutkan secara eksplisit
bahwa ada Tuhan yang memerintah dan memberi wahyu. Tuhan menurut Aristoteles
lebih kepada suatu yang Agung sebagai menggerakan segala sesuatu. Aristoteles
percaya bahwa segala sesuatu memiliki suatu tujuan. Sehingga sampailah pada
kesimpulan bahwa dunia ini bertujuan. Tujuan gerak yang ada di alam semesta
merupakan gerak yang bertujuan bukan untuk mencapai kesempurnaan, melainkan
untuk menuju sampai sang penggerak yaitu Aktus murni yang zaman sekarang biasa disebut
sebagai Tuhan atau Allah.
Jiwa
dan Raga
Filsafat
Aristoteles begitu konsisten mulai dari logikanya sampai tentang metafisika dan
fisika. Bahkan dalam menelaah tentang jiwa dan raga juga menggunakan konsep
yang sama yaitu tentang. Materi, bentuk, potensi, dan aktus. Pembicaraan
tentang jiwa merupakan pembicaraan yang sebenarnya abstrak tetapi dengan konsep
bentuk Aristoteles orang bisa memahami bahwa jiwa dapat diandaikan sebagai
suatu bentuk.
Aristoteles memiliki pendapat bahwa tubuh merupakan materi dan jiwa
merupakan bentuknya. jika tubuh adalah potensi maka jiwa adalah aktusnya. Jiwa
adalah aktus utama yang paling asasi, yang menyebabkan tubuh menjadi tubuh yang
hidup, jiwa juga merupakan asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya, yang
menjadi asas segala arah hidup yang menggerakkan tubuh, yang memimpin segala
perbuatan menuju kepada tujuannya.
Pengenalan
Pengetahuan
Dalam mengenal sesuatu Aristoteles seperti Plato yaitu menguraikan
tentang pengenalan inderawi dan pengenalan rasional. Aristoteles berpendapat
bahwa pengenalan inderawi merupakan pengenalan awal dalam mengenal sesuatu.
Sesuatu yang dimaksud adalah berupa pengenalan bentuk. Misalnya, orang bisa
membedakan mana bunga dan mana batu. Dengan inderawi saja orang bisa tahu
tentang hal itu. Tetapi sebagai awal mula pengenalan yang lebih ilmiah,
pengenalan rasional adalah pijakannya.
Pengenalan
rasional menjadi pijakan ilmiah dikarenakan, rasio dapat mengabstraksikan
sesuatu. Bisa membedakan mana bunga yang cocok untuk diletakkan di taman, dan
mana yang cocok di dalam ruangan. Dengan kata lain pengenalan rasional ini
merupakan proses berpikir, sesuatu yang tidak akan dapat dicapai dengan cara
pengenalan inderawi. Orang selalu tahu bahwa ada kertas, pulpen, kunci dan
sebagainya. Tetapi tanpa pengenalan secara rasio orang akan kehilangan arahnya,
misalnya ada tiga kunci dan satu pengunci (gembok) sudah pasti dengan
pengenalan rasional orang akan mencocokkan mana yang kira-kira sesuai dengan
gembok tersebut dan bisa lebih jauh berpikir dengan mencoba kuncinya satu
persatu. Pengenalan inderawi di sini hanya sampai melihat bahwa ada tiga kunci
yang berbeda dan satu gembok. Oleh karena itu pengenalan inderawi terbatas pada
pengenalan bentuk saja.
Aristoteles tidak terutama matematika
tetapi kontribusi yang penting dengan sistematis, logika deduktif. Dia menulis
pada mata pelajaran fisik: beberapa bagian dari posteriora nya Analytica
menunjukkan pemahaman yang tidak biasa dari metode matematika.
Ada sedikit keraguan bahwa Nicomachus akan Aristoteles ingin
menjadi dokter, untuk tradisi adalah bahwa keterampilan medis dirahasiakan dan
diturunkan dari ayah ke anak. Bukan masyarakat di mana orang mengunjungi
seorang dokter tetapi itu adalah dokter yang melakukan perjalanan sepanjang
negara cenderung orang sakit. Meskipun tahun-tahun awal Aristoteles kurang
dikenal, sangat mungkin bahwa ia akan menemani ayahnya dalam perjalanan. Kita
tahu bahwa Nicomachus menemukan kondisi di Chalcidice kurang memuaskan daripada
di negara tetangga Makedonia dan ia mulai bekerja di sana dengan sukses begitu banyak bahwa ia
segera ditunjuk sebagai dokter pribadi untuk Amyntas III, raja Makedonia.
Tidak ada catatan untuk menunjukkan apakah
Aristoteles tinggal bersama ayahnya di Pella, ibukota Makedonia, sementara
Nicomachus hadir untuk Amyntas raja di pengadilan di sana. Namun demikian,
Aristoteles tentu ramah dengan Philip, putra raja Amyntas, beberapa tahun
kemudian dan tampaknya masuk akal untuk mengasumsikan bahwa dua, yang hampir
persis usia yang sama, telah menjadi ramah di Pella sebagai anak muda.
Ketika Aristoteles adalah sekitar sepuluh
tahun ayahnya meninggal. Hal ini tentu berarti bahwa Aristoteles tidak bisa
sekarang mengikuti profesi ayahnya dokter dan, karena ibunya tampaknya juga
telah mati muda, Aristoteles diasuh oleh seorang wali, Proxenus dari Atarneus,
yang pamannya (atau mungkin seorang teman keluarga sebagai disarankan oleh
beberapa penulis). Proxenus diajarkan Yunani Aristoteles, retorika, dan puisi
yang dilengkapi ajaran Nicomachus biologis yang telah diberikan Aristoteles
sebagai bagian dari pelatihan anaknya dalam pengobatan. Karena dalam kehidupan kedua Aristoteles menulis prosa Yunani baik,
ini juga harus menjadi bagian dari pendidikan awal.
Pada 367 SM Aristoteles, pada usia tujuh belas tahun, menjadi
mahasiswa di Akademi Plato di Athena. Pada waktu
yang Aristoteles bergabung dengan
Academy itu telah
beroperasi selama dua puluh tahun. Plato tidak berada di Athena,
melainkan ia pada kunjungan pertama ke Syracuse .
Kita tidak harus berpikir Plato's Academy
sebagai organisasi non-politik hanya tertarik pada ide-ide abstrak. Akademi
sangat terlibat dalam politik saat itu, dalam kunjungan sebenarnya Plato ke
Sisilia adalah untuk alasan politik, dan politik dari Akademi dan seluruh
daerah akan memainkan peran utama dalam mempengaruhi perjalanan hidup
Aristoteles.
Dia tinggal di Plato's Academy sampai sekitar 347). Meskipun seorang murid yang brilian, Aristoteles menentang beberapa ajaran Plato, dan ketika Plato meninggal, Aristoteles tidak ditunjuk ketua Akademi. Setelah meninggalkan Athena, Aristoteles menghabiskan beberapa waktu bepergian, dan mungkin belajar biologi, di Asia Kecil (sekarang Turki) dan pulau-pulau. Ia kembali ke Makedonia di 338 untuk tutor Alexander Agung, setelah Alexander menaklukkan Athena, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolah sendiri, yang dikenal sebagai Lyceum. Setelah kematian Alexander, Athena memberontak melawan kekuasaan Macedonia, dan situasi politik Aristoteles menjadi genting. Untuk menghindari dihukum mati, ia melarikan diri ke pulau Euboea, di mana ia meninggal segera setelah.
Dia tinggal di Plato's Academy sampai sekitar 347). Meskipun seorang murid yang brilian, Aristoteles menentang beberapa ajaran Plato, dan ketika Plato meninggal, Aristoteles tidak ditunjuk ketua Akademi. Setelah meninggalkan Athena, Aristoteles menghabiskan beberapa waktu bepergian, dan mungkin belajar biologi, di Asia Kecil (sekarang Turki) dan pulau-pulau. Ia kembali ke Makedonia di 338 untuk tutor Alexander Agung, setelah Alexander menaklukkan Athena, Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolah sendiri, yang dikenal sebagai Lyceum. Setelah kematian Alexander, Athena memberontak melawan kekuasaan Macedonia, dan situasi politik Aristoteles menjadi genting. Untuk menghindari dihukum mati, ia melarikan diri ke pulau Euboea, di mana ia meninggal segera setelah.
Aristoteles dikatakan telah menulis 150
risalah filosofis. 30 yang bertahan menyentuh pada
serangkaian luas masalah filosofis, dari biologi dan fisika dengan moral untuk
estetika untuk politik. Namun demikian, banyak
dianggap "catatan kuliah" bukannya lengkap, risalah dipoles, dan
beberapa mungkin bukan karya Aristoteles tetapi anggota sekolahnya.
Sedangkan guru Plato Aristoteles telah
menemukan realitas terakhir di Ide atau bentuk kekal, dapat diketahui hanya
melalui refleksi dan alasan, Aristoteles melihat realitas hakiki dalam objek
fisik, dapat diketahui melalui pengalaman. Benda, termasuk organisme, yang
terdiri dari potensi, masalah mereka, dan dari sebuah realitas, bentuk mereka, dengan
demikian, satu blok marmer - materi - memiliki potensi untuk mengasumsikan
bentuk apapun pematung memberikan penyakit, dan biji atau embrio memiliki potensi untuk tumbuh menjadi tanaman hidup atau bentuk
binatang.
Dalam makhluk hidup, bentuk itu diidentifikasi dengan jiwa; tanaman memiliki jenis terendah jiwa, hewan jiwa tinggi yang bisa merasakan, dan manusia sendiri memiliki rasional, jiwa penalaran. Pada gilirannya, binatang itu dapat diklasifikasikan dengan cara hidup mereka, tindakan mereka, atau, yang paling penting, oleh bagian mereka.
Meskipun karya Aristoteles di zoologi bukan tanpa kesalahan, itu adalah sintesis termegah biologis dari waktu, dan tetap otoritas tertinggi selama berabad-abad setelah kematiannya. pengamatan-Nya pada anatomi gurita, sotong, krustasea, dan banyak invertebrata laut lainnya sangat akurat, dan hanya bisa telah dibuat dari pengalaman pertama tangan dengan pembedahan. Aristoteles menggambarkan perkembangan embrio ayam yang; ia membedakan paus dan lumba-lumba dari ikan, ia menggambarkan perut bilik dari ruminansia dan organisasi sosial dari lebah, ia melihat bahwa beberapa hiu melahirkan muda hidup - buku-bukunya pada hewan dipenuhi dengan seperti pengamatan, beberapa yang tidak dikonfirmasi sampai beberapa abad kemudian.
Dalam makhluk hidup, bentuk itu diidentifikasi dengan jiwa; tanaman memiliki jenis terendah jiwa, hewan jiwa tinggi yang bisa merasakan, dan manusia sendiri memiliki rasional, jiwa penalaran. Pada gilirannya, binatang itu dapat diklasifikasikan dengan cara hidup mereka, tindakan mereka, atau, yang paling penting, oleh bagian mereka.
Meskipun karya Aristoteles di zoologi bukan tanpa kesalahan, itu adalah sintesis termegah biologis dari waktu, dan tetap otoritas tertinggi selama berabad-abad setelah kematiannya. pengamatan-Nya pada anatomi gurita, sotong, krustasea, dan banyak invertebrata laut lainnya sangat akurat, dan hanya bisa telah dibuat dari pengalaman pertama tangan dengan pembedahan. Aristoteles menggambarkan perkembangan embrio ayam yang; ia membedakan paus dan lumba-lumba dari ikan, ia menggambarkan perut bilik dari ruminansia dan organisasi sosial dari lebah, ia melihat bahwa beberapa hiu melahirkan muda hidup - buku-bukunya pada hewan dipenuhi dengan seperti pengamatan, beberapa yang tidak dikonfirmasi sampai beberapa abad kemudian.
Aristoteles klasifikasi hewan dikelompokkan
bersama hewan dengan karakter yang sama ke genera (digunakan dalam arti lebih
luas daripada ahli biologi saat ini menggunakan istilah) dan kemudian
membedakan spesies di dalam marga. Dia membagi hewan menjadi dua jenis: mereka
dengan darah, dan mereka tanpa darah (atau setidaknya tanpa darah merah). Perbedaan-perbedaan ini berhubungan erat dengan perbedaan kami
antara vertebrata dan invertebrata.
Hewan-hewan berdarah, sesuai dengan
vertebrata, termasuk lima genera: hewan berkaki empat vivipar (mamalia),
burung, hewan berkaki empat yg menelur (reptil dan amfibi), ikan, dan ikan paus
(yang Aristoteles tidak menyadari adalah mamalia). Hewan-hewan berdarah
diklasifikasikan sebagai cumi (seperti gurita itu), krustasea, serangga (yang
termasuk laba-laba, kalajengking, dan lipan, selain apa yang sekarang kita
definisikan sebagai serangga); dikupas hewan (seperti kebanyakan moluska dan
echinodermata); dan "zoophytes," atau "tumbuhan-hewan," yang
diduga mirip tanaman dalam bentuk mereka - seperti kebanyakan cnidaria.
pemikiran Aristoteles tentang ilmu bumi
dapat ditemukan dalam bukunya Meteorologi risalah - kata ini berarti studi
tentang cuaca, tetapi Aristoteles menggunakan kata dalam arti yang jauh lebih
luas, yang meliputi, seperti yang ia katakan, "semua kasih sayang kita
sebut umum udara dan air, dan jenis dan bagian-bagian bumi dan kasih sayang
bagian-bagiannya. " Di sini ia membahas sifat bumi
dan lautan.
Dia bekerja di luar siklus hidrologi: "Sekarang matahari, bergerak seperti halnya, membentuk proses-proses perubahan dan menjadi dan membusuk, dan oleh wakilnya air terbaik dan termanis adalah setiap hari dilakukan dan dilarutkan menjadi uap dan naik ke atas daerah, di mana ia kental lagi dengan kembali dingin dan sehingga untuk bumi. "
Dia bekerja di luar siklus hidrologi: "Sekarang matahari, bergerak seperti halnya, membentuk proses-proses perubahan dan menjadi dan membusuk, dan oleh wakilnya air terbaik dan termanis adalah setiap hari dilakukan dan dilarutkan menjadi uap dan naik ke atas daerah, di mana ia kental lagi dengan kembali dingin dan sehingga untuk bumi. "
Dia membahas angin, gempa bumi (yang
menurutnya disebabkan oleh angin bawah tanah), guntur, petir, pelangi, dan
meteor, komet, dan Bima Sakti (yang menurutnya fenomena atmosfer). Modelnya sejarah Earth berisi beberapa ide yang terdengar sangat
modern:
Bagian yang sama dari bumi tidak selalu
lembab atau kering, tapi mereka berubah sesuai sebagai sungai masuk ke dalam
keberadaan dan kering. Dan hubungan tanah kepada perubahan laut juga dan tempat
tidak selalu tetap darat atau laut sepanjang masa, tapi di mana ada lahan
kering akan datang kepada laut, dan di mana sekarang ada laut, ada satu hari
datang untuk menjadi kering tanah. Tapi kita harus
menganggap perubahan ini mengikuti beberapa ketertiban dan siklus. Prinsip dan menyebabkan perubahan ini adalah bahwa
interior bumi tumbuh dan meluruh, seperti tubuh tanaman dan hewan. . . .
Tetapi proses penting seluruh bumi terjadi secara bertahap dan dalam
periode waktu yang begitu besar dibandingkan dengan panjang hidup kita, bahwa
perubahan ini tidak diamati, dan sebelum program mereka dapat direkam dari awal
sampai akhir seluruh bangsa binasa dan hancur.
Dimana Aristoteles berbeda paling tajam
dari pemikir abad pertengahan dan modern dalam keyakinannya bahwa alam semesta
tidak pernah memiliki awal dan tidak pernah akan berakhir, itu adalah abadi.
Ubah, untuk Aristoteles, adalah siklus: air, misalnya, mungkin menguap dari
laut dan hujan turun lagi, dan sungai mungkin akan menjadi ada dan kemudian
binasa, namun kondisi secara keseluruhan tidak akan pernah berubah.
Pada Abad Pertengahan, karya Aristoteles ditemukan kembali dan
antusias diadopsi oleh para sarjana abad pertengahan. pengikut-Nya memanggilnya Ille Philosophus (The Philosopher), atau
"master dari mereka yang tahu," dan banyak diterima setiap kata dari
tulisan-tulisannya - atau setidaknya setiap kata yang tidak bertentangan dengan
Alkitab - sebagai kebenaran abadi. Menyatu dan berdamai dengan ajaran Kristen
ke dalam sistem filsafat yang dikenal sebagai SKOLASTIK, filsafat Aristoteles
menjadi filsafat resmi dari Gereja Katolik Roma. Akibatnya, beberapa
penemuan-penemuan ilmiah pada Abad Pertengahan dan Renaissance dikritik hanya
karena mereka tidak ditemukan dalam Aristoteles. Ini adalah salah satu dari
ironi sejarah ilmu yang tulisan-tulisan Aristoteles, yang dalam banyak kasus
didasarkan pada pengamatan tangan pertama, digunakan untuk menghalangi ilmu
observasional.
Label:
TOKOH
11.32
Jean-Paul-Charles-Aymard Sartre lahir di Paris pada 21 Juni 1905. Ketika ayahnya meninggal, Jean-Paul hanya bulanlima belas tahun, dan sakit dengan enteritis.
Ketika ia sembuh, ibunya membawanya untuk tinggal di rumah orang tuanya, di
Meudon pada tahun 1907. Dia manja sebagai seorang anak dan ibunya adalah
seperti yang ia katakan "dalam rantai" dan diperlakukan seperti anak
kecil. Ia dibesarkan oleh ibunya dan neneknya sebagai seorang Katolik, tapi
kakeknya menyodok menyenangkan pada agama, menjadi Protestan sendiri. Sekitar
tahun 1909, ia menderita leucoma di mata kanannya, ini akan mengakibatkan
membuatnya "setengah buta dan dinding-bermata." Pada tahun 1911,
keluarganya meninggalkan Meudon dan pergi untuk tinggal di Paris. Ia belajar sendiri
membaca pada usia yang sangat dini, dan menghabiskan banyak waktu di
perpustakaan kakeknya yang besar. usaha pertama Nya di sekolah adalah bencana,
ketika salah satu hari pertama kakeknya kecewa dengan kemajuan, dan menarik dia
hari kedua.
Sartre
Jean-Paul-Charles-Aymard Sartre lahir di Paris pada 21 Juni 1905. Ketika ayahnya meninggal, Jean-Paul hanya bulan
Dia mulai les privat dan pada usia sembilan
ia menghadiri sekolah umum dan kemudian sebuah sekolah swasta. Tuhan telah
berhenti menjadi objek berarti iman untuk anak itu, karena ia berkata,
"Gagal mengambil akar dalam hati saya, Dia bervegetasi dalam diri saya
untuk sementara waktu, maka Dia meninggal." Dia
mengambil untuk menulis, dan diduga oleh semua orang untuk mengakhiri penulis.
Pada saat ini ibunya menikah lagi, dan
mereka pindah ke La Rochelle .
Pada 1920, ia pindah kembali ke Paris, dan pada bulan Juni ia melewati bagian
pertama dari sarjana muda, dan pada 1922 ia melewati bagian kedua. Dia menulis
tesis di tahun 1927, tetapi gagal ujian, dan pada tahun 1929 ia tidak hanya
lulus ujian dia ditempatkan pertama kali di dalamnya. Pada saat ini ia resmi
bertunangan dengan seorang putri grosir. Kemudian, ia
bertemu Simone de Beauvoir, yang telah menempatkan kedua pada ujian. hubungan dekat mereka bertahan selama lebih dari
setengah abad, sampai kematiannya pada tahun 1980. Mereka tidak pernah menikah
berpikir, mengatakan bahwa mereka tidak perlu untuk formalitas borjuis
perkawinan.
Pada tahun 1938, ketika Hitler
mengambil alih Sudetenland , Sartre terbagi
antara pasifisme pribadinya dan perasaan anti-Nazi. Pada tahun 1939, keputusannya dibuat untuk dia
ketika ia masuk tentara untuk melawan Hitler. Pada
tanggal 21 Juni, 1940 ketika Jerman menginvasi Perancis, ia ditawan. Pada
bulan Maret tahun 1941, ia melarikan diri dari kamp penjara. Bulan berikutnya, ia memulai Liberty Sosialisme dan
kelompok perlawanan.
Pada bulan Oktober, ia mulai mengajar di Condorcet Lycee dan
terlarut Sosialisme dan Liberty .
Pada bulan Mei tahun 1944 dramanya Keluar No perdana. Dia mengatakan bahwa itu
adalah "upaya untuk 'mengulang' Menjadi dan Nothingness dalam kata-kata
yang berbeda." Pada bulan Juli tahun yang
sama de Beauvoir dan ia melarikan diri dari Paris , dan mulai publikasi yang disebut,
Modern Times. Pada tahun 1945, The Age of Reason diterbitkan.
Pada tahun 1950, Sartre mencela Tenaga Kerja Camps Soviet. Dan pada
tahun berikutnya permainannya, Iblis dan Tuhan Baik, perdana. Dia bekerja di Modern Times untuk sementara waktu dan
pada 1958, dia berpartisipasi dalam protes againist Perang Aljazair dan
konferensi pers tentang hak asasi manusia.
Pada bulan Juni tahun 1961, setelah ia pindah ibunya ke hotel, dan
de Beauvoir dan dia dibeli dan apartemen di Paris, itu bomded. Pada Januari
mendatang, apartemennya bomded lain kali, dan kali ini ia memutuskan untuk
pindah keluar dari sana .
Pada tahun 1964, ia dianugerahi Hadiah Nobel
untuk Sastra dan menolaknya dengan alasan prinsip. Ia menolak untuk dua alasan.
Yang pertama adalah bahwa itu adalah sebagai protes itu yang diberikan hanya
untuk penulis Barat, dan pembangkang Soviet. Kedua, ia takut bahwa ia mungkin
akan berubah menjadi lembaga tersebut.
Pada tahun 1962 ia mengadopsi Arlette Elkaim, sebuah musican berbakat. Pada tahun 1970, Sartre menerima redaktur nominal untuk beberapa publikasi kiri. Pada tahun 1972, berpikir bahwa "Setiap orang adalah binatang politik," mulai ia untuk mengedit sebuah makalah yang disebut Pembebasan.
Pada tahun 1962 ia mengadopsi Arlette Elkaim, sebuah musican berbakat. Pada tahun 1970, Sartre menerima redaktur nominal untuk beberapa publikasi kiri. Pada tahun 1972, berpikir bahwa "Setiap orang adalah binatang politik," mulai ia untuk mengedit sebuah makalah yang disebut Pembebasan.
Pada tahun 1976, film dibuat di Paris tentang dia, dan ia
menerima bentuk doktor Universitas Ibrani. Ini adalah saat ini bahwa ia
mengklaim bahwa ia tidak lagi menjadi Marxis.
Sartre meninggal pada tanggal 15 April
1978, setelah kunjungan ke Israel
dengan anak angkatnya.
Label:
TOKOH
15.29
SUKU BUGIS
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero
Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia
tepatnya Yunan.
Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang
berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama
kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk
pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau
pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan
bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading
sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La
Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih
9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah
kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat
Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili,
Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Perkembangan
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk
beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa,
aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara
lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski
tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya
pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam
beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Barru.
Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros,
Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten
Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama
kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian
Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan)
Masa Kerajaan
Kerajaan Bone
Di daerah Bone terjadi kekacauan selama tujuh generasi, yang
kemudian muncul seorang To Manurung yang dikenal Manurungnge ri Matajang. Tujuh
raja-raja kecil melantik Manurungnge ri Matajang sebagai raja mereka dengan
nama Arumpone dan mereka menjadi dewan legislatif yang dikenal dengan istilah ade
pitue.
KerajaanMakassar
Di abad ke-12, 13, dan 14 berdiri kerajaan Gowa, Soppeng, Bone,
dan Wajo, yang diawali dengan krisis sosial, dimana orang saling memangsa
laksana ikan. Kerajaan Makassar (Gowa) kemudian mendirikan kerajaan pendamping,
yaitu kerajaan Tallo. Tapi dalam perkembangannya kerajaan kembar ini (Gowa
& Tallo) kembali menyatu menjadi kerajaan Makassar (Gowa).
Kerajaan Soppeng
Di saat terjadi kekacauan, di Soppeng muncul dua orang To
Manurung. Pertama, seorang wanita yang dikenal dengan nama Manurungnge ri
Goarie yang kemudian memerintah Soppeng ri Aja. dan kedua, seorang laki-laki
yang bernama La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili yang memerintah di Soppeng
ri Lau. Akhirnya dua kerajaan kembar ini menjadi Kerajaaan Soppeng.
KerajaanWajo
Sementara kerajaan Wajo berasal dari komune-komune dari berbagai
arah yang berkumpul di sekitar danau Lampulungeng yang dipimpin seorang yang
memiliki kemampuan supranatural yang disebut puangnge ri lampulung.
Sepeninggal beliau, komune tersebut berpindah ke Boli yang dipimpin oleh
seseorang yang juga memiliki kemampuan supranatural. Datangnya Lapaukke seorang
pangeran dari kerajaan Cina (Pammana) beberapa lama setelahnya, kemudian
membangun kerajaan Cinnotabi. Selama lima generasi, kerajaan ini bubar dan
terbentuk Kerajaan Wajo.
Konflik antar Kerajaan
Pada abad ke-15 ketika kerajaan Gowa dan Bone mulai menguat, dan
Soppeng serta Wajo mulai muncul, maka terjadi konflik perbatasan dalam
menguasai dominasi politik dan ekonomi antar kerajaan. Kerajaan Bone memperluas
wilayahnya sehingga bertemu dengan wilayah Gowa di Bulukumba. Sementara, di
utara, Bone bertemu Luwu di Sungai Walennae. Sedang Wajo, perlahan juga
melakukan perluasan wilayah. Sementara Soppeng memperluas ke arah barat sampai
di Barru. Perang antara Luwu dan Bone dimenangkan oleh Bone dan merampas payung
kerajaan Luwu kemudian mempersaudarakan kerajaan mereka. Sungai Walennae adalah
jalur ekonomi dari Danau Tempe dan Danau Sidenreng menuju Teluk Bone. Untuk
mempertahankan posisinya, Luwu membangun aliansi dengan Wajo, dengan menyerang
beberapa daerah Bone dan Sidenreng. Berikutnya wilayah Luwu semakin tergeser ke
utara dan dikuasai Wajo melalui penaklukan ataupun penggabungan.
Wajo kemudian bergesek dengan Bone. Invasi Gowa kemudian merebut
beberapa daerah Bone serta menaklukkan Wajo dan Soppeng. Untuk menghadapi
hegemoni Gowa, Kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng membuat aliansi yang disebut
"tellumpoccoe".
Penyebaran Islam
Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau
atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk
ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman (Datuk Patimang)
menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Tiro) yang menyiarkan
Islam di Bulukumba.
Kolonialisme Belanda
Pertengahan abad ke-17, terjadi persaingan yang tajam antara Gowa
dengan VOC hingga terjadi beberapa kali pertempuran. Sementara Arumpone ditahan
di Gowa dan perlawanan yang dipimpin La
Tenri Tatta Daeng Serang Arung Palakka. Arung Palakka didukung oleh
Turatea, kerajaaan kecil Makassar yang berhianat pada kerajaan
Gowa. Sementara Sultan Hasanuddin didukung oleh menantunya La Tenri Lai Tosengngeng
ArungMatowaWajo,MaradiaMandar, dan Datu Luwu. Perang yang dahsyat mengakibatkan banyaknya korban di
pihak Gowa & sekutunya. Kekalahan ini mengakibatkan ditandatanganinya
Perjanjian Bongaya yang merugikan kerajaan Gowa.
Pernikahan Lapatau dengan putri Datu Luwu, Datu Soppeng, dan Somba
Gowa adalah sebuah proses rekonsiliasi atas konflik di jazirah Sulawesi
Selatan. Setelah itu tidak adalagi perang yang besar sampai kemudian di tahun
1905-1906 setelah perlawanan Sultan Husain Karaeng Lembang Parang dan La
Pawawoi Karaeng Segeri Arumpone dipadamkan, maka masyarakat Makassar dan Bugis
baru bisa betul-betul ditaklukkan Belanda. Kosongnya kepemimpinan lokal
mengakibatkan Belanda menerbitkan Korte Veklaring, yaitu perjanjian
pendek tentang pengangkatan raja sebagai pemulihan kondisi kerajaan yang sempat
lowong setelah penaklukan. Kerajaan tidak lagi berdaulat, tapi hanya sekedar
perpanjangan tangan kekuasaaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, sampai
kemudian muncul Jepang menggeser Belanda hingga berdirinya NKRI.
Masa Kemerdekaan
Para raja-raja di Nusantara mendapat desakan oleh pemerintahan Orde
Lama (Soekarno) untuk membubarkan kerajaan mereka dan melebur dalam wadah NKRI.
Pada tahun 1950-1960an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan
pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan
kampung halamannya. Pada zaman Orde Baru, budaya periferi seperti budaya di
Sulawesi benar-benar dipinggirkan sehingga semakin terkikis. Sekarang generasi
muda Makassar & Bugis adalah generasi yang lebih banyak mengkonsumsi budaya
material sebagai akibat modernisasi, kehilangan jati diri akibat pendidikan
pola Orde Baru yang meminggirkan budaya mereka. Seiring dengan arus reformasi,
munculah wacana pemekaran. Daerah Mandar membentuk propinsi baru yaitu Sulawesi
Barat. Kabupaten Luwu terpecah tiga daerah tingkat dua. Sementara banyak
kecamatan dan desa/kelurahan juga dimekarkan. Namun sayangnya tanah tidak
bertambah luas, malah semakin sempit akibat bertambahnya populasi dan
transmigrasi.
Mata Pencaharian
Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan
pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan
nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang.
Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni
bidang pendidikan.
Makassar Perantauan
Kepiawaian suku Makassar dalam mengarungi samudra cukup dikenal
luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Malaysia, Filipina, Brunei,
Thailand, Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota
Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb yang bernama Maccassar, sebagai tanda penduduk
setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka
PenyebabMerantau
Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama
kerajaan Bugis pada abad ke-16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya
daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi
terutama di daerah pesisir. Selain itu budaya merantau juga didorong oleh
keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih
melalui kemerdekaan.
Bugis diKalimantan Timur
Sebagian orang-orang Bugis
Wajo dari kerajaan Gowa yang tidak mau tunduk dan patuh terhadap isi
perjanjian Bongaja, mereka tetap meneruskan perjuangan dan perlawanan secara
gerilya melawan Belanda dan ada pula yang hijrah ke pulau-pulau lainnya
diantaranya ada yang hijrah ke daerah Kesultanan Kutai, yaitu rombongan yang
dipimpin oleh Lamohang Daeng Mangkona (bergelar Pua Ado yang pertama).
Kedatangan orang-orang Bugis Wajo dari Kerajaan Gowa itu diterima dengan baik
oleh Sultan Kutai. Atas kesepakatan dan perjanjian, oleh Raja Kutai rombongan
tersebut diberikan lokasi sekitar kampong melantai, suatu daerah dataran rendah
yang baik untuk usaha Pertanian, Perikanan dan Perdagangan.
Sesuai dengan perjanjian bahwa orang-orang Bugis Wajo harus
membantu segala kepentingan Raja Kutai, terutama didalam menghadapi musuh.
Semua rombongan tersebut memilih daerah sekitar muara Karang Mumus (daerah
Selili seberang) tetapi daerah ini menimbulkan kesulitan didalam pelayaran
karena daerah yang berarus putar (berulak) dengan banyak kotoran sungai. Selain
itu dengan latar belakang gunung-gunung (Gunung Selili).
Makassar & Bugis di Sumatera dan
SemenanjungMalaysia
Setelah dikuasainya kerajaan Gowa oleh VOC pada pertengahan abad
ke-17, banyak perantau Melayu dan Minangkabau yang menduduki jabatan di
kerajaan Gowa bersama orang Bugis lainnya, ikut serta meninggalkan Sulawesi
menuju kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Disini mereka turut terlibat dalam
perebutan politik kerajaan-kerajaan Melayu. Hingga saat ini banyak raja-raja di
Johor yang merupakan keturunan Makassar.
Label:
SENI SASTRA dan BUDAYA